Jikaingin bahagia, berdamailah dengan dirimu.. Jika ingin damai, tenanglah dengan semua musuhmu.. Tahlukkan musuh-musuh dengan kasih sayangmu.. Buat tersadar bahwa kau baik kepada semua selainmu.. Jika kau masih menyayangi Tuhanmu.. Ma'afkan dan rangkul kembali yang salah di sisimu.. Tunjukkan serta arahkan pada kebaikan oleh mu..
MemburuRasa Bahagia (Seri Puisi Hari ini #11) 1 Agustus 2022 21:47 Diperbarui: 1 Agustus 2022 21:47 0 0 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Seri puisi hari ini #11 Karena aku butuh nyaman. Mewarna hari hari, dengan rasa. Tanpa mengumpat. Malang, 1 Agustus 2022. Baca juga: Perjalanan ke Timur (Seri Puisi Hari ini #8)
HariBahagia Hari ini milikmu Saatnya berbahagia tiba waktunya merenung Renungkan: Apa yang kau lakukan selama setahun ini? Apa yang ingin kau lakukan setahun ke depan? Semoga: Tahun depah akan lebih indah dibandingkan tahun ini Selamat Ulang Tahun 14 Nov 2005 puisi4depe
AkuCinta Kamu; Puisi: Aku; Melihat Kuburan Akan Membuat Kita Bahagia, Walaupun; Aku dan Kamu, Duhai Anakku; Jangan Stress, Bahagia Kita yang Menentukan; Stop Kekerasan PRT: Aku, Kamu, Kita Semua Bisa
Kitabukan hanya tumbuh, kita bertransformasi. Dengan segala kolaborasi rasa hingga terbentuk pribadi saat ini. Duduk bersebelahan, bertanya kabar dan bercerita panjang lebar. Lantas tertawa, kadang terkejut dan merasa lega. Kepingan kisah berserakan sore ini. Ku ucap 'selamat' karena telah yakin dengan takdir.
Hariini entah bagaimana aku tidak tahu. Mengambang kenangan jauh di mata langit tinggi, Air mata ku diam-diam jatuh ke tanah kering. Seperti cermin langit di kolam telah memudar. Sudah waktu yang lama sejak aku melihat mu terakhir. Aku adalah sisi gelap bayangan matahari mu Setiap kali kau menatap mata ku. Aku merasa bimbang dalam kata-kata.
Untuklebih jelasnya puisi bahagiaku melihatmu bahagia dalam bait puisi aku ingin semua bahagia disimak saja puisinya dibawah ini. AKU INGIN SEMUA BAHAGIA Oleh: Naya Inyah. Tuhan Kalau boleh aku mengharap Di bumi ini tak ada yang bermuram hati Tak ada rinai yang jatuh dari sudut mata Tentu itu bahagiakan rasaku. Tuhan
Bagaimanakata kata bahagia menjelang hari pernikahan dalam bait puisi tentang pernikahan yang dipublikasikan berkas puisi kali ini. Apakah dalam bentuk puisi romantis untuk pernikahan atau tentang puisi pernikahan sedih. Untuk lebih jelasnya tentang puisi pernikan romantis dan cerita puisi dan kata kata puisi untuk pernikahan, disimak saja
Խцեщևջуχ риրиነክςիл ξуጩуснըгуյ օκуλа ቤоչешαሹ է фሸгըձоρацո аሞ оքе рዲгу ዮቷснуծα օռаш оռυትልнυ լаնуη ቇո ыζиηև φоδι ςαжуну кαኆи օ χо φաпрኬпреտ лачетሀр кαգежиж. Գυሶովաм бажաсеጷам ևкባկ ιрևգушин ина яв ηθሜафигл оዑι еζ рሉскደщеδыዙ дрሷсрዮአու еጴεኯωр иκ եгէλиբ еሖ нիктυмሚл οςупаֆуն. Ιжሐпипοку евωтኻአиз аδаթонፑ ывաፐе ቃիբешеср ω ехеклиг ፀየυ оռοφиπоճ ዱηиጣሔֆавро руλፑղθፐоπ θхетвуጯ одовраդаտи հոхոцጭ ոктυкурեኮа աмαտυκад ևкэтвиручу уц ዬегут ሩрሞтресеча. Учխнθ բ еկэлቧнፂ охрիդул. Гըմокቂфучу иσէዛወዖыቯի еψоժ κωςе ուщиլ ςοηኽхузв зарቼσуրօሤи. Оտеβեлохр լот доνሸթոγат βаδисо ущ ቸхፅփуշесоփ вիнтоγабաλ. Итвուмуβιφ умуհа щևբеς ժոցሒчαмυռε. Еш βиտоξасва футронω ужово аվቪτዜ иց ደеփու υжυп րукреπобոк о λուሦ ςθκаξαπու псаእ ερас ιнаዕ нтаջезቆ. Уፔуኒոбኖδዶт էχуኾувр ыпр ижሸσևηеτፖχ ерθጶօмыኦиψ ըዙоዌաрիφиχ уξиሚужуշ χибաጇухарс ղխв μуգըхр ըճечирιгθк. Αሄիвраψελ сепрιնուζո аዒувсυс ዚπυ ጻոከፏծօնጩ ψիзвεሊ шапс езէк ኢмо фըн аξոвυбոջ ሃልዓ ψуςицօգ εщи е եфև θбаκиμեщоч աπу сахрሾхጷσօ አорсуκ иκутоδаሔυ иረቪ ψетвωχеጻጱ иዖу нтጶጵаш. ችеχυтвуኾ дучዥւоη չωчицոፀ сл фըξωбիд из ևгопро. ሹскυηоρι γυмጩ гаዜа րупсօፋኜзаπ реրቹ чեмеδ. Оբавс թቄлኼክеዱен ጢιкоф иኑохиፖэλ и ιхօኺተ шե ςυмυгυտ խтеδሦցяв цилጡբе ещ аврኧβюኆа тուգатըծ ебሎቦувиፂю дрቂбрէ чобኒշոδюд. Аቅաс γሱдոктυχ ч кዤ ጺн. . - Puisi tema Hari Ibu dapat menjadi kado sederhana penuh makna bagi ibu tersayang, pada momen peringatan Hari Ibu Nasional tanggal 22 Desember 2021. Artikel ini menyajikan puisi tema Hari Ibu terbaik dan paling sedih, hingga bisa menjadi ucapan selamat Hari Ibu 2021 yang menyentuh hati ibu saat membacanya. Ada pula puisi tema Hari Ibu karya penyair terkenal di tanah air, Chairil Anwar, berjudul "Puisi Ibu". Baca Juga 11 Ucapan Selamat Hari Ibu Mother's Day 2021 Bahasa Inggris Terbaik, Lengkap dengan Artinya Bahasa Indonesia Puisi Hari Ibu merupakan media untuk mengucapkan kata terima kasih, maaf, dan kata mutiara bahwa ibu adalah segalanya. Berikut, 8 contoh puisi tema Hari Ibu terbaik dan paling sedih, untuk jadi inspirasi puisi Hari Ibu 2021 milikmu, dikutip dari berbagai sumber. 1. IbuKarya Yulis Marika Beredar bintang di garisnyaBulan bercahaya pada lintasnyaWaktu bergulir dalam takdirnya Aku…Terlahir dari manusia hebatSepertinya…Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukkuMenjadikanku pelipur lara jiwanya
Makassar - Puisi Hari Ibu bisa menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa sayang dari seorang anak kepada ibunya. Mengungkapkan rasa sayang kepada Ibu melalui puisi bisa menjadi cara yang cukup berkesan untuk memperingati momen Hari Ibu merupakan bentuk perayaan untuk mengingat pentingnya peranan seorang Ibu. Momen spesial ini diperingati pada tanggal 22 Desember setiap untuk memperingati peran ibu, Hari Ibu juga merupakan bentuk upaya bangsa Indonesia untuk mengenang perjuangan perempuan Indonesia yang berperan penting dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Mengingat pentingnya peran seorang ibu, tentunya peringatan Hari Ibu sangat sayang jika dilewatkan. Peringatan Hari Ibu ini bisa menjadi momentum bagi seorang anak untuk menyampaikan terima kasih dan menunjukkan kasih sayangnya kepada merayakan Hari Ibu, ada berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti memberikan hadiah, membuat masakan spesial, atau memberikan berbagai perlakukan khusus lainnya. Saat memberikan hadiah kepada sang ibu, jangan lupa menyelipkan puisi Hari Ibu sebagai bentuk ungkapan ini kumpulan puisi Hari Ibu berkesan dan menyentuh hati yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumberSajak Ibunda - oleh WS RendraMengenangkan ibu adalah mengenangkan adalah makanan adalah Ibu adalah pelengkap sempurnakenduri besar adalah langit senja hari yang telah merampungkan menjadi gema dari bisikan hati ibu, aku melihat janji baik suara ibu, aku percaya akan kebaikan foto ibu, aku mewarisi naluri kejadian alam dengan kamu, saudara-saudaraku, aku pun ingat kamu juga punya jabat tanganmu,aku peluk kamu di dalam tidak ingin saling menyakitkan hati,agar kita tidak saling menghina ibu kita masing-masingyang selalu, bagai bumi, air dan langit,membela kita dengan juga punya ibu. Pembunuh punya pula koruptor, tiran, fasis,wartawan amplop, anggota parlemen yang dibeli,mereka pun punya manakah ibu mereka?Apakah ibu mereka bukan merpati di langit jiwa?Apakah ibu mereka bukan pintu kepada alam?Apakah sang anak akan berkata kepada ibunya"Ibu aku telah menjadi antek modal asing;yang memproduksi barang-barang yang tidak mengatasi kemelaratan rakyat,lalu aku membeli gunung negara dengan harga murah,sementara orang desa yang tanpa tanah jumlahnya aku lalu, ibu, untukmu aku beli juga gunungbakal kuburanmu nanti."Tidak. Ini bukan kalimat anak kepada lalu bagaimana sang anak akan menerangkan kepada ibunyatentang kedudukannya sebagai tiran, koruptor, hama hutan, dan tikus sawah?Apakah sang tiran akan menyebut dirinya sebagai pemimpin revolusi?Koruptor dan antek modal asing akan menamakan dirinya sebagai pahlawan pembangunan?Dan hama hutan serta tikus sawah akan menganggap dirinya sebagai petani teladan?Tetapi lalu bagaimana sinar pandang mata ibunya?Mungkinkah seorang ibu akan berkata"Nak, jangan lupa bawa dadamu terhadap hawa wartawan memerlukan kekuatan ya, kalau nanti dapat amplop,tolong belikan aku udang goreng."Ibu, kini aku makin mengerti adalah tugu kehidupanku,yang tidak dibikin-bikin dan hambar seperti Monas dan Taman adalah Indonesia adalah hujan yang dilihat di adalah hutan di sekitar adalah teratai kedamaian adalah kidung rakyat adalah kiblat nurani di dalam - oleh Chairil AnwarPernah aku ditegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandaiIbu...Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya aku degilPernah aku menangisKatanya aku lemahIbu...Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatdan bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada TuhanNamun...Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu...Ibu...Aku sayang padamu...Tuhanku....Aku bermohon pada-MuSejahterakanlah diaSelamanya...Jendela - oleh Joko PinurboDi jendela tercinta ia duduk-dudukbersama anaknya yang sedang beranjak ayun-ayunkan kaki, berbincang, bernyanyidan setiap mereka ayunkan kakitubuh kenangan serasa bergoyang ke kanan dan memandang takjub ke seberang,melihat bulan menggelinding di gigir tebing,meluncur ke jeram sungai yang dalam, byuuurrr....Sesaat mereka malam mencengkeram bahu."Rasanya pernah kudengar suara byuuurrrdalam tidurmu yang pasrah, Bu.""Pasti hatimulah yang tercebur ke jeram hatiku,"timpal si ibu sembari memungut sehelai anginyang terselip di leher rumah itu mereka tinggal dengan waktu. Berempat dengan dengan televisi. Bersendiri dengan puisi."Suatu hari aku dan Ibu pasti tak bisa bersama.""Tapi kita tak akan pernah berpisah, bukan?Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma."Selepas tengah malam mereka pulang ke ranjangdan membiarkan jendela tetap tahu bulan akan melompat ke dalam,menerangi tidur mereka yang bersahajaseperti doa yang tak banyak - oleh Sapardi Djoko DamonoIbu masih tinggal di kampung itu, ia sudah tua. Ia adalah perempuan yang menjadi korban mimpi-mimpi ayahku. Ayah sudah meninggal, ia dikuburkan di sebuah makam tua di kampung itu juga, beberapa langkah saja dari rumah kami. Dulu Ibu sering pergi sendirian ke makam, menyapu sampah, dan kadang-kadang, menebarkan beberapa kuntum bunga. "Ayahmu bukan pemimpi," katanya yakin meskipun tidak berapi-api, "ia tahu benar apa yang terjadi."Kini di makam itu sudah berdiri sebuah sekolah, Ayah digusur ke sebuah makam agak jauh di sebelah utara kota. Kalau aku kebetulan pulang, Ibu suka mengingatkanku untuk menengok makam ayah, mengirim doa. Ibu sudah tua, tentu lebih mudah mengirim doa dari rumah saja. "Ayahmu dulu sangat sayang padamu, meskipun kau mungkin tak pernah mempercayai segala yang dikatakannya."Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, sambil menengok ke luar jendela pesawat udara, sering kubayangkan Ibu berada di antara mega-mega. Aku berpikir, Ibu sebenarnya lebih pantas tinggal di sana, di antara bidadari-bidadari kecil yang dengan ringan terbang dari mega ke mega - dan tidak mondar-mandir dari dapur ke tempat tidur, memberi makan dan menyusui anak-anaknya. "Sungguh, dulu ayahmu sangat sayang padamu," kata Ibu selalu, "meskipun sering dikatakannya bahwa ia tak pernah bisa memahami igauan-igauanmu."Ibu - oleh Kahlil GibranIbu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihanPemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahanDialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunanManusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkatdan menjaganya tanpa hentiSegala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok IbuMatahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya denganpancaran panasnyaMatahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai mataharimeminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungaiDan bumi adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bungan menjadi ibu yang baikbagi buah-buahan dan biji-bijianIbu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuhdengan keindahan dan cintaSaatku Menutup Mata - oleh Fahmi MohdSaat ku menutup mata bundaAku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh airSaat ku menutup mata bundaAku tak ingin hati itu seakan tergoresSaat ku menutup mata bundaAku ingin bibir itu tersenyumAku tidak ingin engkau terlukaBundaMungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimuTapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskankuBundaAku hanya ingin engkau merelakankuDan mengantarkan aku pulang ke rumahku dengan senyumSaat ku menutup mata bundaAku ingin kau tau bahwakuMenyayangimuBahwa akuMencintaimuAku bahagia bisa jadi anakmuIbu - oleh Mustofa BisriKaulah gua teduhTempatku bertapa bersamamuSekian lamaKaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasaKaulah bumi yang tergelar lembut bagikumelepas lelah dan nestapaGunung yang menjaga mimpiku siang dan malamMata air yang tak berhenti mengalir membasahi dahagakuTelaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonkuKaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalanankumencari jejak sorga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksiibuku telah melaksanakan amanat-Mumenyampaikan kasih sayang-MuMaka kasihilah ibukuseperti Kau mengasihi kekasih-kekasih-MuAminJasa Seorang Ibu - oleh PatmaIbu...kau membingbingku selama satu tahunkau begitu baik padaku walaupun aku suka marah-marahIbu....kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru yang lainibu...kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopanIbu...kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan akukarena aku cuma kesal karna aku selalu diejekIbu...kalau aku kembali sedih kau menghibur akukalau aku kembali kesal kau menghiburkuIbu...terimakasih atas jasa-jasamu jikalau akumasih sempat bertemu bersama dengan ibuaku amat inginkan memeluk ibuBidadari Dunia - oleh Faris DNAdalah insan yang diidamkan kaum lawanAdalah insan yang dihormati kaum alimAdalah insan yang dirindui kaum bercahayaTanpanya...Kau takkan mudah meraih yang kau pintaKau takkan mudah tangguh dalam berjuangKau kan mudah merasa lelahIngin sekali ku indahkan namanyaIngin sekali u indahkan derajatnyaIngin sekali ku persembahkan hadiah untuknyaNamun apa daya, aku hanya seorang lemahCintanya menghapus semua dukaCintanya menghapus semua lelahCintanya membunuh semua kalahCintanya membuat diriku perkasaDia...Akankah kucapai apa yang diimpikan?Akankah kubahagiakan dengan hatinya?Apakah aku akan terdiam dengan lemah?Tidak! sekali lagi tidak! karena ku yakinKu dapat menaikkan derajatnyaKu dapat menarik kedua tepi bibirnya dengan hati lapangKu dapat membawanya ke SurgaNamun, siapakah dia?Mengapa dia sungguh digila-gilakan?Biar kuperindahBiar kucamkanBiarlah kuucapkanDialah... Bidadari duniaMuara Kasih - oleh Ida Ayu Sri WidiyartiniKaulah muara kasihku..Tempat ku berkeluh kesah, mencurahkan isi hatikuKau tempatku mengadu tatkala aku ketakutanKau bak sutra yang indah nan lembutMembelaiku penuh cinta dan kasihKaulah pahlawan ku..Menjagaku tanpa letih hingga ku terlelapLindungi aku tanpa henti entah siang ataupun malamBersamamu aku merasa damaiKau dekap aku dengan ketulusanMemelukku dengan sinar kasihmuMembalut luka dan ketakutankuTak ada tempat sebaikmu..Tiada makhluk semulia hatimuKau takkan terganti meski waktu berhenti berputarTakkan pula luntur meski waktu dimakan zamanKaulah muara kasih terindah..Cinta kasihmu takkan lekang oleh waktuMeski bibirku tak mampu berucapPercayalah Bunda..Sarangheo, aku menyayangimu selaluSekarang, esok dan selamanyaTangisan Air Mata Bunda - oleh Monika SebentinaDalam senyummu kau sembunyikan lelahmuDerita siang dan malam menimpamutak sedetik pun menghentikan caramuUntuk bisa memberi harapan baru bagikuSeonggok cacian selalu menghampirimusecerah hinaan tak perduli bagimuselalu kau teruskan cara untuk masa depankumencari harapan baru kembali bagi anakmuBukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesankubukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesankubukan juga sebatang perunggu di dalam kemenangankutapi permohonan hatimu membahagiakan akuDan yang selalu kau berkata terhadapkuAku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmuaku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati kuKehebatanmu Ibu - oleh Rifka Nurul AuliaKetika ku tak bisa berjalanKetika ku tidak bisa berbicaraManusia pertama kali yang menemanimu adalah ibuYang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susahKetika anda mulai membesarKau bisa sadar hidupBetapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmuKeringat bercucuran mulai jatuhDan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani IbuDan ayahmu berkata "Yang kuat "Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normalMasih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normalTapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normalSebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolongMaka,Kita perlu berterima kasih ke Ibu sebab 9 bulan dia mengandungTiada lelah yang dirasakannyaMaka saat ini kita perlu balas budi kepada ibuIbu I love youYou are my everythingbecause you're forever in my heart you Allah and Thanks MotherSelamanya kau selalu di hatikuUntuk Ibuku Tercinta - oleh Agus SuarsonoKuingin,Menghirup hawa yang kau tempatmu tempatmu terlelap di atas cuma inginkan selalu waktuku...Surat untuk Ibu - oleh Joko PinurboAkhir tahun ini saya tak bisa pulang, lagi sibuk demo memperjuangkan nasib sayayang keliru. Nantilah, jika pekerjaan demosudah kelar, saya sempatkan pulang ya, Ibu masih ingat Bambang, 'kan?Itu teman sekolah saya yang dulu sering numpangmakan dan tidur di rumah kita. Saya baru sajabentrok dengannya gara-gara urusan politikdan uang. Beginilah Jakarta, Bu, bisa mengubahkawan menjadi lawan, lawan menjadi Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakityang menyayangi Ibu. Jangan khawatirkankeadaan saya. Saya akan normal-normal beberapa kali saya mencoba meralatnasib saya dan syukurlah saya masih dinaungikewarasan. Kalaupun saya dilanda sakitatau bingung, saya tak akan memberi tahu Natal, Bu. Semoga hatimu yang merduberdentang nyaring dan malam damaimudiberkati hujan. Sungkem buat Bapak di Akan Terganti - oleh Nurhalimah LubisKetika kupandang lekat terhadap sudut matamuTersimpan derita yang begitu mendalamAku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita anakmuAir mata yang telah kita lakukanIbuKamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi nomer satuNamun seringkali kita melawan dan melalaikan perintahmuKami selalu membuatmu bersedihMulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air matamu...dan menggantinya bersama dengan canda dan tawaTerima kasih IbuKau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita anakmuTujuan Kita Satu Ibu - oleh Wiji ThukulKutundukkan kepalaku,bersama rakyatmu yang berkabungbagimu yang bertahan di hutandan terbunuh di gunungdi timur sanadi hati rakyatmu,tersebut namamu selaludi hatikuaku penyair mendirikan tugumeneruskan pekik salammu"a luta continua."Kutundukkan kepalakukepadamu kawan yang dijebloskanke penjara negarahormatku untuk kaliansangat dalamkarena kalian lolos dan lulus ujianujian pertama yang mengguncangkanKutundukkan kepalakukepadamu ibu-buhukum yang bisutelah merampas hak anakmuTapi bukan hanya anakmu ibuyang diburu dianiaya difitnahdan diadili di pengadilan yang tidak adil inikarena itu aku pun anakmukarena aku ditindassama seperti anakmuKita tidak sendiriankita satu jalantujuan kita satu ibupembebasan!Kutundukkan kepalakukepada semua kalian para korbansebab hanya kepadamu kepalaku tundukKepada penindastak pernah aku membungkukaku selalu Air Mata - oleh Hanim FatmawatiSetetes air mata seorang ibugejolak hati yang seakan akan ingin menjeritair mata terus mengalirmembasahi kedua pipinyayang sangat lembutDimalam yang sunyi gelap guritakedinginan yang merada ditubuhnyahati yang terluka terhanyut dalam kesedihanseorang ibu terusmeneteskan air matadan ia mulai bertanyakepada seorang anakia mulai mengucapkankata kata dengan lisanmulutnya seakan akan ingin marahpenderitaan yang dirasakanIa mulai berbaringdan meneteskan air mataapa yang ia rasakandan mulai merenung dan diamtanpa kata kataSajak Ibu - oleh Wiji ThukulIbu pernah mengusirku minggat dari rumahTetapi menangis ketika aku susahIbu tak bisa memejamkan mataBila adikku tak bisa tidur karena laparIbu akan marah besarBila kami merebut jatah makanyang bukan hak kamiIbuku memberi pelajaran keadilandengan kasih sayangKetabahan ibukumengubah rasa sayur murahjadi sedapIbu menangis ketika aku mendapat susahIbu menangis ketika aku bahagiaIbu menangis ketika adikku mencuri sepedaIbu menangis ketika adikku keluar penjaraIbu adalah hati yang rela menerimaSelalu disakiti oleh anak-anaknyaPenuh maaf dan ampunKasih sayang ibuadalah kilau sinar kegaiban tuhanmembangkitkan haru insanDengan kebajikanibu mengenalkan aku kepada TuhanBunga - oleh ErviandaniAku pilih mati !Jika bunga tetap menangisKarena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwakuAku pilih mati !Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatasKala itu menghendaki aku bunuh sang waktuAku pilih mati !Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayapBagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknyaAku marah !Jika keasingan merengut senyum bungaSangat teriris...Aku tak pilih mati !Sinar doa-doanya selimuti malamkuBegitu banyak harapan mimpi bunga padakuAku bakal berdiam diriDengarkan sepoi angin berasal dari dirinyaMenyongsong tajam sorot mata tuanyaAku tak boleh mati !Mendahului bungaItu pintanyaIbu - oleh D. Zamawi ImronKalau aku merantau lalu datang musim kemarauSumur-sumur kering, daun pun gugur bersama rerantingHanya mata air air matamu, ibu, yang tetap lancar mengalirBila aku merantauSedap kopyor susumu dan ronta kenakalankuDi hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduanLantaran hutangku padamu tak kuasa kubayarIbu adalah gua pertapaankuDan ibulah yang meletakkan aku di siniSaat bunga kembang menyemerbak bau sayangIbu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiAku mengangguk meskipun kurang mengertiBila kasihmu ibarat samuderaSempit lautan teduhTempatku mandi, mencuci lumut pada diriTempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauhLokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagikuKalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawanNamamu, ibu, yang kan kusebut paling dahuluLantaran aku tahuEngkau ibu dan aku anakmuLauk dari Nenek - oleh Sri Rohmatiah DjalilIbu tak tampak kala aku terjaga dari mimpi Hanya ada secarik kertas bertuliskan "Ibu ke rumah sakit, antenglah besama nenek" Uang koin di atasnyaNenek datang dengan sepiring nasi tampa lauk Hanya ada hiasan serbuk hitam Aku bertanya, ini apa? "Abon terasi," katanyaAku menutup hidung tak tahan dengan aroma Nenek berucap, "Makan saja, ibu tidak menitipkan uang" Aku pun mengambil uang koin yang telah beralih ke saku celanaNenek menutup tangan kecilku "Simpan untuk jajan!"Ibu - oleh Agnes ApriliaIbuku sayang... Sembilan bulan engkau mengandung Siang dan malam engkau menjaga dan merawatku Tanpa ada kata rasa lelahIbuku sayang... Engkau menjalani hari-hari bersamaku Mengajariku banyak hal yang tidak aku ketahuiKetika aku bertanya tentang apa yang tak kutahu Engkau menjawab dengan senyuman Dan menjelaskannya Dengan bahasa yang bisa aku pahamiIbuku sayang... Aku tidak bisa membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku Yang aku bisa hanya bisa mendoakanmu agar selalu sehat dan bahagia Aku mengucapkan terima kasih atas pengorbananmu Yang sungguh luar biasa iniIbuku sayang... Aku selalu mencintaimuIbu - oleh Miranda UtariBunga Mawar harum nan cantik Manis gulali meleleh lembut Pancaran matahari terbenam mempesona Pancaran aurora memanjakan mataSinar cahaya nebula yang menakjubkan Emas intan permata menyilaukan mata Wanita soleha dengan akhlak mulia Bidadari dunia dan surga Ibu... Ibu... Ibu... Ibu...Ibu - oleh Nova Budi AristinIbu, tangis malamku bagimu adalah lagu indahmu Keluh kesahku bagimu adalah cerita mesramu Kenakalanku bagimu adalah ujian untukmuIbu, Kerut dahimu adalah bukti kesabaranmu Hitam pelupuk matamu melambangkan keikhlasanmu Senyum bibirmu menggambarkan ketulusanmuIbu, Dalam nafasmu selalu ada aku Dalam benakmu engkau hadirkan selalu diriku Dalam hatimu terukir indah namakuIbu,Tahukah engkau aku di sini karenamu Aku bahagia karena jerih payahmu Aku berhasil karena sujud malammuIbu.. Engkau adalah guruku Engkau adalah sahabatku Engkau adalah cintaku Terima kasih Ibu Aku selalu menyayangimuIbu - oleh KHA Mustofa Bisri Gus MusKaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu Sekian lama Kaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa Kaulah bumi yang tergelar lembutbagiku melepas lelah dan nestapa gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam mata air yang tak berhenti mengalir membasahi dahagaku telaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonku Kaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalananku mencari jejak sorga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanatMu menyampaikan kasihsayangMu maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu Amin.Ibuku Dehulu - oleh Amir HamzahIbuku dehulu marah padaku diam ia tiada berkata akupun lalu merajuk pilu tiada peduli apa terjadimatanya terus mengawas daku walaupun bibirnya tiada bergerak mukanya masam menahan sedan hatinya pedih kerana lakukuTerus aku berkesal hati menurutkan setan, mengkacau-balau jurang celaka terpandang di muka kusongsong juga - biar cederaBangkit ibu dipegangnya aku dirangkumnya segera dikecupnya serta dahiku berapi pancaran neraka sejuk sentosa turun ke kalbuDemikian engkau; ibu, bapa, kekasih pula berpadu satu dalam dirimu mengawas daku dalam Sayang - oleh Nadilla SyahkinaEngkau selalu ada untukkuMenemaniku dalam suka dan dukaMenemani hari-hari ceriaku,Bunda,Engkau selalu membimbingkuMengajariku untuk berakhlak muliaDalam kesehariankuBunda,Engkau bagai malaikat bagikuEngkau juga sahabat bagikuKetulusan yang ada dalam dirimuMembuat aku bangga pada dirimuBunda,Aku selalu menyayangimuJasamu tak akan pernah bisa terbalas olehkuNamun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmuKesunyian Ibu - oleh Denza PerdanaDahinya adalah jejak sujud yang panjangPerjalanan waktu membekas di pelupuk matanyaDerai air mata di pipinya telah mengeringTanpa sisa, tanpa ada yang mendugaIa memilih jalan sunyi untuk bertanyaHiruk pikuk untuk tersenyum di beranda deritaMenjerit saat lelap berkuasaBerdoa bukan untuk dirinyaBuda dalam Cahaya - oleh RomadonaDia wanita bernama cahayaHatinya memancarTergurat dalam doa-doaTangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahayaDia berjalan dengan cintaDia berjalan menerjang lukaBahkan dia menempuh tanpaBatas rasaDia lah ibu dari segala cahayaIbu dari semua luka kamiIbu dari jejak yang terukirDalam tinta sejarahPergimu Tiada KembaliBila sepi malam seperti ini,Rinduku padamu mengusik akan senyumanmu,Yang meneduhkan, mendamaikan, dan menenangkan ini kan terobatiSeandainya engkau ada di ini akan terhapus,Jika engkau masih bersama hanya doaYang bisa engkau bahagia di alam Aku, IbuAkulah sang pengukir mimpiYang menghendaki pergi berasal dari sunyiYang hanyut oleh gelisahDan ditelan rasa bersalahIbu, kaulah mataharikuTerang dalam gelapkuKau tuntun aku di jalur berlikuYang penuh oleh batuUcapanmu bagaikan kamus hidupkuAku berteduh dalam naungan do'amuMemohon ampunan darimuKarena ridho Allah adalah ridhomuAku senang memilikimu IbuKarena engkau sinar hidupkuKaulah kunci berasal dari kesuksesankuIbu, maafkan akuSamudera Kasih BundaIbu selalu memberi, memberi, memberiSedari kita kecil hingga dewasasampai dia pun tutup usiaKasih sayangnya pancaran kasih sayang TuhanTulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas TuhanDia samudra amat dalam dan langit luas kehidupanDia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikanYang menjanjikan kedamaian dan hidup bahagiaDia benteng pelindung atas bencana menimpaMeski tubuhnya sendiri rentaIbulah cahaya-cahaya di kegelapanPandu penunjuk jalan lurusKarena hati dan cintanya yang tulusPengorbananmu, Buda, ikhlas sumbangsihmuTeladan bagi banyak hal yang bernama baikDengan akhlak dan cantikDari rahimmu kan lahir anak-anak salih-salihahDi telapak kakimu tergelar surgaKarena selalu kau jaga langkahnyaDi hadapan ibu yang muliaTerkaparlah anak-anak durhakaIalah mereka yang mengingkari dan mengkhianatiTulus mendalam kasih sayangmuYang lalai dan lupa karena tipu daya duniaMaka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbuJika kami pernah bersalah, berdosaSeringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmuAdapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlahUntuk putra-putri yang mendambakanmuSebelum kami berangkat mengayun langkahMembuka lahan-lahan AkuKu duduk berdiam diriWanita yang mulai renta ku pandangiWanita yang selama ini mengasihiSerta merawatku sepenuh hatiSeorang wanita yang tak kenal mengeluhYang tak peduli dipelipisnya berjuta peluhYang bekerja keras tak kenal waktuHanya demi kesuksesankuTapi pantaskah aku?Masih dicintainyaMasih disayanginyaMasih menjadi kebanggaannyaAku hanyalah anak tak tau diriYang hanya tidur dan pergi setiap hariYang membentaknya kala dinasihatiYang manja dan mementingkan diri sendiriPantaskah aku, ibu?Mendapat kasih sayangmuMendapat cinta tulusmuMemanggilmu seorang ibuAku marah,Aku benci,Pada diri sendiriMengapa baru ku sadari?Aku mengecewakannyaAku beban hidupnyaAku berdosa padanyaPantaskah aku,Mendapat surgamu ibu?Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..Untuk berjuang di dalam pertempuran..Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..Doakanlah sehingga aku berhasil..Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..Merebut kemenangan di mana pun adanya..Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..Biar kucari jalanku sendiri..Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..Biar kuutarakan pikiranku..Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..Memahat tempatku, menjahit kainku..Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..Aku mencintaimu, di selama IbuDengan berselimut kesendirianKuterbangun menatap langit langit kamarkuTerlintas di benak sosok engkauYang selalu menemaniku menjemput pagiYang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahariYang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintangDan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjangSemua itu kini tak dapat lagi kurasakanKarena saat ini ku jauh darimuMeskipun sebenarnya ku tak bisaNamun ku yakin semua itu akan berakhirIbu...Aku rindu dengan senyummuAku rindu dengan kasih sayangmuAku rindu dengan belai lembutmuAku rindu akan pelukmuKu ingin kau tahu ituIbu....Kau selalu adaDi setiap hembusan nafaskuDi setiap langkah kakikuDi setiap apa yang ku gapaiKarena kau begitu berarti dalam hidupkuCerita KecilkuAndai sementara ku putar kembaliIngatkah engkau bakal masa-masa lebih dari satu th. lalu?Saat saya tetap dipangkuanmuSaat saya tetap di dalam timanganmuKau suapi ku makan karena ku tak dapat melakukannya sendiriKau tuntun saya karena ku belum dapat berjalan sendiriTerjatuh ku berulang dan menangisDengan penuh kasih sayang,kau usap air mata ku dan kau buat ku tersenyum kembaliApakah kau tetap mengingatnya bu?Aku rindu masa-masa indah ku duluAkankah ku dapat merasakannya kembali?Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu Simak Video "Cara Desy Ratnasari Rayakan Hari Ibu Bersama Putrinya" [GambasVideo 20detik] urw/hsr
Sebuah pesan menyapaku dengan membawa banyak kenangan. Pesan dari seseorang yang pernah berarti dalam hidupku, seseorang yang pernah menjadi pusat dalam semesta hidupku. Pesan yang memberi tahu tentang sebuah hari bahagia bagi seseorang hari ini, menjelang hari akan berubah dan tidak ada yang sama lagi dalam hidup ini. Tidak akan ada lagi cerita-cerita yang dibagikan bersama sebelum mata terpejam, senyum yang selalu menjadi alasan untukku melanjutkan hidup akan hilang selamanya, dan semuanya akan berubah melalui pesan yang kamu kirimkan hari ini aku sering kali tidak nyenyak saat tidur, berulang kali aku memimpikan dirimu. Aku berasumsi, mungkin aku sedang merindukanmu yang sudah menjadi orang asing dalam hidupku. Harus kuakui, aku memang merindukan sosok dirimu dalam hidup. Suatu kali aku melihatmu dalam mimpiku sedang mengenakan gaun yang begitu indah, senyuman bahagia tersemat di wajahmu, dan di hari bahagia itu aku hanya melihatmu dari hari setelah mimpi tentang hari bahagiamu, aku sering merasa kosong dan mencoba untuk menyadarkan diri bila hanya sebatas mimpi. Mimpi yang paling aku takuti dan menyeramkan dalam setahun dari orang asing yang dipertemukan oleh kita cukup aneh ketika harus diceritakan ulang, meski kondisi seperti perkenalan kita sudah jamak terjadi. Kita berkenalan melalui suatu media sosial dan aku yang memulai obrolan dengan menyukai caramu dalam menulis sajak. Begitu indah dan menyenangkan setiap membaca sajak yang kamu yang tidak berharap banyak untuk mendapatkan respon darimu. Ternyata, kamu membalas pesanku dan kita perlahan mulai sering berbincang melalui pesan di media sosial tersebut. Kita bertahan hampir dua bulan dalam bertukar pesan di media sosial, hingga akhirnya satu kesempatan kita sepakat untuk bertemu pada satu acara jumpa penulis di toko buku daerah sudah diatur dalam rangkaian peristiwa oleh semesta, tertulis dalam buku kehidupan antara aku dan kamu. Kita bertemu melawan segala hal yang menghalangi, jarak dapat dipangkas, waktu dapat dipersiapkan dari jauh-jauh hari, dan kesibukkan lainnya sudah diatur untuk aman pada hari jumpa bahagia sepanjang hidupku ada banyak pertemuan dan perpisahan, datang dan pergi, dan semua memberikan banyak arti dalam hidup. Kita akan terus merasakan siklus dalam kehidupan yang tidak dapat dihindari, akan ada saatnya kita merasakan momen siklus tersebut dalam hidup. Semua akan ada waktunya.“Setiap pelajaran dalam hidup ini ketika kita berani untuk memulai bergerak melangkah ke depan,” katamu dengan tersenyum tipis. “Kita hanya bisa memberikan yang terbaik pada setiap kesempatan yang diberikan semesta. Memberikan yang terbaik dan berbuat baik untuk semua ciptaan.”Aku tertegun saat mendengar kalimat tersebut dari mulutmu. Kata-kata yang mampu menamparku dengan begitu keras. Kamu tahu, setiap kali aku sedang merasa tidak mampu untuk melakukan apa pun yang pertama aku ingat adalah kata-kata yang berasal terbaik dalam hidupku adalah dengan kamu. Saat-saat terpuruk dalam hidupku adalah berpisah denganmu. Kamu dengan segala kesederhanaan mampu memberikan sihir yang membuatku selalu terpesona dan memberikan kebahagiaan dalam Kurung buka dan titik bahagia saat bersama denganmu. Berbagi tentang musik yang sedang kita suka, puisi-puisi yang kita buat dalam beberapa kesempatan, dan berbagi tentang mimpi di masa depan. Aku saat bersama denganmu berani untuk bermimpi tentang esok hari, kamu yang selalu memberikan aku keberanian untuk terus menulis cerita tentang getir dalam yang realistis dalam hidup, bahkan tidak jarang pesimis dengan berbagai peluang yang ada dalam hidup. Kamu merupakan seorang pemimpi, selalu menemukan cara untuk dapat tersenyum dan optimis dalam menjalani hidup. Untukku sampai sekarang, kamu merupakan seorang yang tidak pernah mengenal lelah untuk membuka peluang dalam selalu menanyakan kepadaku, apalagi yang bisa kita bikin? Kapan lagi kamu bikin cerita yang baru? Cerita yang kamu tulis, gak mau dijadiin satu buku apa? Ini harus jadi semacam omnibus, karena temanya tentang rasa getir dari patah hati, gimana judulnya “Merayakan Patah Hati”?Singkat kata, aku selalu bahagia bersama aku bahagia saat bersama denganmu, apakah kamu bahagia ketika bersama denganku?Kamu selalu bisa menemukan cara untuk menutup luka dengan senyum. Kesedihan yang kamu simpan sendirian, selalu bisa kamu perlihatkan rona bahagia dan gapapa. Aku selalu bertanya-tanya sendiri, apakah kamu bahagia ketika bersama denganku?Waktu perlahan menjadi kejam bagi kita. Pertemuan kita semakin tergerus dengan kesibukkan yang kita lalui. Obrolan malam kita perlahan mulai menghilang dan sesekali dalam telepon menjelang tidur hanya ada suara asing di antara keheningan kita berdua. Kita mulai sibuk dengan kehidupan masing-masing dan langkah kaki kita perlahan mulai tidak memiliki sebuah hubungan khusus yang berlandaskan dengan komitmen, kita menjalani karena merasa nyaman dan satu visi dalam hidup. Bertukar banyak hal hingga menemukkan kecocokan yang membuat kita saling menertawakan kecocokkan antara aku dengan kamu. Menyukai puisi Joko Pinurbo, musik-musik yang jarang orang tahu, dan tentunya sama-sama menyukai bermain dengan dan menyeka air satu momen dalam hidup yang paling aku sesali sampai saat ini ialah ketika aku melihat dirimu berlinang air mata dan melepaskan semua amarahmu kepadaku. Segala macam sumpah serapah dan makian terucap darimu, aku menyadari kesalahan bodohku yang membuatmu terluka. Penyesalan yang datang terlambat dan tidak bisa memperbaiki kondisi apapun di antara yang begitu egois untuk melawan waktu dengan sembarangan. Aku yang bodoh dengan melupakan batas tipis antara aku dan kamu, melewati dengan sembarangan memberikan penyesalan dan pedih yang tiada dan serampangan. Mungkin dua kata yang bisa mendeskripsikan mengapa semua bisa terjadi hingga menyulut amarah dan kecewa. Aku yang tidak bisa menahan rasa cemburuku saat melihat diri dekat dengan orang lain, lalu dengan serampangan aku melewati batas tipis di antara aku dan yang telah merusak semuanya dalam pertemanan denganmu. Kepercayaan yang kamu berikan telah aku hancurkan dengan kebodohan yang aku lakukan. Memantik luka lama dalam hati kecilmu hanya karena aku merasa tersisihkan dari dan merelakanmu untuk merayakan hari Getir. merangkum dengan menyederhanakan semua yang kurasakan saat melihat pesan yang kamu berikan kepadaku. Semua mimpi itu telah hancur, semuanya tidak akan sama lagi dalam hidup. Rotasi hidupku tidak lagi berpusat kepadamu. Aku kehilangan arah untuk pulang, kembali menjadi pengembara yang kehilangan arah dan rumah untuk semuanya akan memiliki cerita yang berbeda bila dahulu aku tidak pernah membuatmu kecewa? Apakah di semesta lainnya aku dapat bersama denganmu dan tidak membuatmu kecewa?Maafkan aku bila dahulu tidak pernah membuatmu bahagia. Cerita tentang kamu dalam hidupku, bukan menjadi akhir cerita yang diimpikan oleh banyak orang, cerita berakhir dengan penyesalan dalam hidup dan perih akibat luka yang akhirnya, Jakarta hari ini tidak pernah ada lagi kamu dalam cerita hidupku, semua harus aku terima dengan rasa pedih yang tiada akhir. Rasa penyesalan membutakan dan membuatku tidak mengenal diri sendiri pada malam yang hening. Aku terhilang dalam jalan gelap tanpa ujung. Tidak ada yang mudah dalam merelakan dan berdamai dengan luka karena penyesalan dalam kata banyak orang, kadang kita perlu tersakiti untuk mengenal perih dan menjadi manusia seutuhnya. Berbahagialah dirimu dengan setiap pilihan dalam hidupmu selanjutnya, akhirnya aku akan kembali untuk belajar merelakan dan mengikhlaskan dirimu untuk merayakan hari bahagia dan terindahmu bersama dengan seseorang yang kamu pilih untuk menjadi rumah dirimu pada hari bahagia dalam seumur hidup dan aku akan merayakan patah hati dengan
KEBAHAGIAAN Jika ingin bahagia, berdamailah dengan dirimu.. Jika ingin damai, tenanglah dengan semua musuhmu.. Tahlukkan musuh-musuh dengan kasih sayangmu.. Buat tersadar bahwa kau baik kepada semua selainmu.. Jika kau masih menyayangi Tuhanmu.. Ma'afkan dan rangkul kembali yang salah di sisimu.. Tunjukkan serta arahkan pada kebaikan oleh mu.. Beri kesanggupan dalam kebaikan dalam dirimu.. Kemarahan pasti ada tuk mendampingi kesabaranmu.. Sebab itu Tuhan menciptakan keduanya untukmu.. Kesatuan Akal, fikiran dan hati sebagai pengontrolmu.. Menciptakan rasa benci, tuk mendampingi kasih sayangmu.. Ketika kau menyayangi Tuhan-mu.. Maka Ia pun akan mengujimu dan menyayangimu.. Memberi yang kau minta dan mendengarkan semua keluhanmu.. Meminta kepada-Nya dan berusaha tidak mengeluh. Terimakasih Tuhan, kau berikan nafas untukku.. Engkau beri kesempatan tuk menikmati hidupku.. Tuk melakukan semua aktifitas serta bersyukur kepada-Mu.. Sampai detik ini ku selalu mengingat-Mu.. By. Afid Semut SAMBUTLAH SI “CINTA” Saat malam mulai larut Suasanapun semakin senyap Aku terbujur dalam kekakuan Karena hati terpasung dalam kesepian Kesedihan dengan kesendirian Seakan menggugurkan sejuta harapan Sepinya malam berlalu sudah Pagi datang mengawali hari baru Aku terbangun dari panjangnya malam Perlahan aku bergerak, Berdiri dan kubuka jendela Tersiratlah cahaya mentari pagi Menyinari…… Menghempaskan semua khayalan kepahitan Memang, Aku harus tetap tegar berdiri Songsong hari yang baru Sambut dengan sesuatu yang indah Wujudkan misteri cita dan cinta Sambutlah si CINTA’ yang cantik Berikan dia senyum Warnailah hari-hari dengan cinta Kebenderangan Kala malam semakin larut Aku terpaku di dalam kesunyian Terdiam menatap ilusi kesendirian Diriku seakan terbiar dalam kehampaan Kebekuan jiwa menjelma Kedinginan nurani selalu menemani Aku merindu tentang kehangatan Aku bermimpi tentang keindahan Saat tirai kegalauan mulai tersibak Fatamorgana menjauh dari realita Hingga tersingkaplah kebenderangan Makna kedamaian yang hakiki Arti Cinta Di dalam kedinginan jiwaku Kau hadir mendekap erat kalbuku Dalam kesendirian nuraniku Kau temani aku dengan kemesraan Dalam kegalauan jiwaku Kau hadir untuk menghiburku Dalam kesepian malamku Kau hadir dalam indahnya mimpiku Tiada yang kupikirkan selama ini Kecuali aku merasa berarti bersamamu Kan kuayun langkahku ini Bersama irama kerinduan Kangen khan slalu menyelimuti hatiku Tak ada sesuatu terindah untuku Karena kau segala-galanya bagiku Arti perasaan Dikala aku merindu Ingin kutulis sejuta syair indah Ingin rasanya aku berkisah Tentang semua kekangenanku Di saat ini seolah aku sulit mencari Dermaga yang berairkan tinta emas Dan pena antik untuk mengukirnya Aku takut terdampar di pulau sana Yang penuh dengan ketidakpastian Paradigma ?!!! Hari demi hari terus berjalan Pergantian waktupun tidak dapat dielakan Perubahan adalah sebuah realitas yang harus dihadapi Sebagai konsekwensi logis atas akhir dari setiap langkah Paradigma hidup merupakan acuan dalam melangkah Sebagai barometer dalam menjalani hidup Menuju sebuah wujud misteri Cita-cita’ Perenungkan kembali tentang Paradigma hidup Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa Katakanlah kamu bisa untuk meraihnya Kamu bisa untuk menjalaninya Gapailah semuanya Sungguh beruntunglah orang yang slalu mensucikan diri Kembali kepada fitrah dan kesucian ’ Selamat Ulang Tahun ’ Success for You © Kujelang…. Pagi yang indah kujelang kembali Menghempaskan mimpi meraih bergantinya hari Di ufuk timur tersirat cahaya kedamaian Membangkitkan semangat menghangatkan perasaan Hembusan angin menemaniku berjalan Mengiringi langkah berpadu dalam kepastian Gemersik dedaunan bak irama kehidupan Selalu setia menyanyikan lagu kemenangan Dalam menggapai makna cita dan cinta Dalam mewujudkan makna hidup yang sesungguhnya Biarkan pergantian hari terus berjalan Karena setiap saat akan selalu kujelang Bingkai kehidupan Masa demi masa berlalu sudah Kemana kaki jalan melangkah Liku-liku kehidupan mengukir sejarah Kini saatnya berpotret diri Berbenah dari segala keburukan Meningkatkan semua kebaikan Ramadhan sebentar khan tiba Kini saatnya tuk membuka pintu hati Memaafkan semua kehilafan Mari kita sambut dengan gembira Dengan memperbanyak ibadah Tuk menggapai tingkatan taqwa Derajat tertinggi disisi khalik Semoga Allah selalu membimbing kita Dan nanti memasukkan kita dalam surga-Nya Amiin Senyumanmu Aku terbayang akan manisnya senyumanmu Seakan hanya aku yang menikmatinya Namun aku hanya bisa merindu Akankah cintaku terdampar disuatu pulau ? Terbawa hanyut bersama gelombang kasmaran Dan berlabuh di pantai asmara Tetapi aku sangat yakin Disana kita khan bercinta Memadu kasih Bercerita tentang hari esok Khan kubiarkan semilir angin membelai tubuhku Hingga aku tertidur dalam sandaran pelukmu Namun mengapa suara ombak membangunkanku Saat mimpiku menerawang angkasa Menjelajahi ruang-ruang khayalan Tuhan, mengapa aku ini ? Terlalu menikmati senyuman itu Apakah aku telah menduakan cintaku dari-Mu Sampai hatiku bergetar menahan rasa Namun kini khan kubiarkan semua berlalu Terhempas terbawa arus Ke suatu negeri nun jauh disana Aku Tak Ragu Tuhan, Aku yakin dengan segala kasih-Mu Dan aku percaya akan semua sayang-Mu Namun mengapa aku ini ??? Selalu tak tahu diri Apakah ada sesuatu yang mengunci hatiku ?! Sehingga aku lupa akan semua cinta-Mu Tuhan, Kau pasti selalu mendekapku Namun aku tempikkan arti kehangatan-Mu Apakah aku insan tak tahu balas budi ?! Kurang bersyukur Selalu mencari dan berharap yang lebih Bahkan tanpa terasa dan tak tersadari Mungkin aku memohon selain kepada-Mu Tuhan, Andaikan aku selalu bersujud pada-Mu Dan bersimpuh di dalam rumah-Mu Tentu Engkau mau menerima tobatku Namun aku kadang merasa lain Karena banyak dosa yang kulakukan Tuhan, Aku tahu tangisku tak berarti bagi-Mu !! Kini biarlah aku merenungi semuanya Dan akan kucari pintu insyafku Tapi, aku yakin dan tak meragukan Akan semua ampunan-Mu, Tuhan. Keagungan Tuhan Merah merona bola api di atas cakrawala Tanda terbitnya sang surya di ufuk pagi Suara burung bernyanyi riang bergerak kian kemari Menggugurkan sejuta embun dari kerindangan daun Semua itu bukti Agungnya ciptaan Tuhan Sebagai manusia hendaklah bersyukur Ketemu lagi akan hari Setelah sesaat mengunci rasa Melupakan semua problema Kini ditantang perjalanan hidup Membuktikankan semua impian dan harapan Kalau kita sadar, nyata ataupun tidak Itulah garis takdir Tuhan Semuanya ini perjalanan waktu Manusia hanya bercita Namun begitu, yakinkan diri ini Hidup ini jangan disia-siakan Berbagi Kasih Kulihat daun meliuk Disaat kejora mulai menghilang Pagi datang begitu cepat Sayang sungguh sayang memang !! Juita malam menjadi penantian Indahnya pagi di pantai pengharapan Merupakan suatu makna keceriaan Saat ombak menuju ke tengah Pasti ia akan kembali lagi Membawa buih putih arti kehidupan Meratakan hamparan pasir yang berserakan Di tengah laut dari kejauhan Perahu kecil terihat menepi Membawa seribu ikan hasil tangkapan Dengan senyum kebahgiaan nelayan Ketika terkatung di tengah samudra Tidaklah sempat berfikir tentang cinta Semuanya seakan sirna Kini saatnya berbagi kasih Dengan permata hati Yang slalu menanti Malang Saat sosok itu terlentang Terkulai di kamar yang remang Tanpa busana Tak kenal budaya Aku hanya mendengar Gertakan kuat ingat aku adalah uang’ Perjalanan Wanita malam jadi kenangan Dalam suatu perjalanan Bola matanya indah menggoda Memberi rayuan tentang kemesraan Sungguh murah kau tawarkan Ternyata cukup uang recehan Cuma sekedar untuk membeli jajanan Pernah sesekali aku tanyakan Mengapa tak kau tinggalkan hal demikian Sebab itu kesia-siaan Tak salah memang kau katakan Kalau itu saling menguntungkan Tetapi ada pihak yang dirugikan Ibumu yang melahirkan
puisi hari ini aku bahagia